Pages

Friday, 8 April 2011

Iman Kepada Malaikat



Kata Pengantar

                               Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

        Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya maupun bimbingan dan petunjuk serta kemudahan yang deberikan oleh-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
       Mata pelajaran Agama Islam kerap di pahami secara sempit  dan kerap juga dianggap hanyalah sebagai sebuah ceramah belakang. Hal itu sebenarnya salah, tetapi secara hakikat, makna pembelajaran belum tersampaikan.
      Serta tidak pula kami ucapkan banyak terimah kasih kepada pihak yang telah membantu kami, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini walaupun ada sedikit kekurangan. Dan kami juga mengharapkan saran dan kritikan terhadap makalah ini kepada pembaca, agar makalah ini dapat menjadi lebih bagus lagi menurut pandangan anda walaupun jauh dari kesempurnaan. Sekian dan terimah kasih. Assalamu’alaikum warahmatullahi  wabarakatuh.

                                                                                                                                                                   

BAB 1
PENDAHULUAN
 Latar belakang

Rukun aqidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman Kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman Kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabinya Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang Mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW , yaitu AL-Qur'an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat.
Iman kepada malaikat merupakan bagian dari aqidah. Apabilah hal itu hilang Gugurlah ke islaman kitaBarang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhya orang itu telah sesat
Sejauh-jauhnya.''(An Nisaa' : 136)

                                                                                                                                                                   
BAB 2. ISI
A. Arti Definisi dan Pengertian Malaikat Allah SWT

            Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Menurut bahasa ملائكة bentuk jama’ dari ملك. Dikatakan ia berasal dan kata (risalah), dan ada yang menyatakan dan (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain dan keduanya.


            Adapun menurut istilah, malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang di ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepadaNya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya,

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20).

“Dan mereka berkata, ‘Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak’, Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikatmalaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tiada mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (Al-Anbiya’: 26-27).

B. Nama-nama malaikat beserta tugasnya

Jumlah malaikat yang diciptakan Tuhan sangat banyak namun kita hanya diwajibkan mengetahui sepuluh malaikat beserta tugasnya
Berikut adalah nama-nama malaikat beserta tugasnya:
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul. Adalah malaikat yang diberikan amanat untuk menyampaikan wahyu, turun membawa petunjuk kepada Rasul agar disampaikan kepada umat.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rezki atau rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di  waktu hari kiamat. Dia diserahi tugas meniup sangkakala atas perintah Rabb-nya dengan tiga kali tiupan. Pertama adalah tiupan faza’ (tiupan ketakutan), tiupan kedua adalah tiupan kematian (tiupan sha’aq) dan tiupan ketiga adalah tiupan kebangkitan (tiupan ba’ts).

4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan  pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar. Para malaikat yang diserahi untuk menanyai mayit ketika telah diletakkan di dalam kuburnya. Ketika itu, dua malaikat mendatanginya untuk menanyakan kepadanya tentang Rabb-nya, agamanya dan nabinya
7. Malaikat Raqib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk atau jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka. Dia adalah penjaga neraka. Allah Ta’ala berfirman,
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Rabb-mu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini)’. Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan diantara kamu benci kepada kebenaran itu” (QS. Az Zukruf : 77-78)
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu surga.
C. Sifat-Sifat Dasar Malaikat Allah SWT :
"… Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."
(An Nisaa’ : 136).  
Bahkan dalam sebuah hadits shahih, dikisahkan Rasulullah bersabda : "Bisinglajh (suasana) di langit, dan memang sudah semestinya demikian, Tidaklah ada tempat pijakan telapak kaki kecuali terdapat padanya malaikat bersujud atau beruku’." (HR, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ath Thabari, dsb.)
Untuk mengenal malaikat, maka kita perlu mengenal sifat-sifatnya, yang dapat kita ketahui melalui Al Qur’an. Sifat-sifat malaikat tersebut antara lain :
1.     Malaikat diciptakan dari cahaya.
"Para malaikat diciptakan Allah dari cahaya, dan diciptakan-Nya jin dari api, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang dijelaskan pada kalian." (HR. Muslim dari Aisyah r.a.)
Karena malaikat diciptakan dari cahaya, maka mereka tentu mewarisi sifat cahaya, sebagaimana manusia mewarisi sifat tanah. Para malaikat tidak bisa kita lihat, dan mampu bergerak secepat cahaya.
            2.   Malaikat mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan ijin-Nya.
Diantara kemampuan malaikat, mereka bisa berubah wujud, bahkan mampu mengangkat singgasana (‘arsy) Allah.
"…Dan, pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka." (Al Haqqah : 16)
3.   Para malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia.
Hal ini nampak dengan jelas tersirat pada surat Al Baqarah 30;
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpankan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
4.  Malaikat selalu patuh dan taat kepada Allah. Mereka senantiasa bertaqarrub kepada Allah dan sangat takut kepada-Nya.
"Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud." [Al A’raf : 206]
5.   Malaikat dijadikan Allah sebagai penyampai wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
"Dia menurunkan para malaikat dengan membawa wahyu dengan perintahNya, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya; ‘Peringatkanlah olehmu sekalian bahwasanya tidaak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku’."(An Nahl : 2)
6.  Diantara para malakiat ada yang bertugas menyertai manusia. Salah satu tugas malaikat tersebut adalah mencatat perbuatan orang-orang mukallaf, tanpa lalai sedikit pun.
"(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lainnya duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." [QS. Qaaf: 17-18]
Selain itu ada pula malaikat yang menjaga kita dari bencana atau dampak negatif.
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah
"[Ar-Ra’d : 11]
7.   Jumlah malaikat sangatlah banyak, tiada yang mengetahui kecuali Dia.
" …Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri …"
[Al Muddatstsir : 31].

D. Iman Kepada Malaikat Allah
           Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya / nur.
           Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya. Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Iman kepada malaikat merupakan bagian dari akidah. Apabila hal itu hilang, gugurlah keIslaman seseorang.

Dalil-dalil yang mewajibkan beriman kepada malaikat:



1. Firman Allah dalam surat al-Baqarah,
    “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dan Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya dan rasul-rasulNya...” (Al-Baqarah: 285).
Allah menjadikan iman mi sebagai akidah seorang mukmin.

2. Firman Allah pada ayat lainnya,
    “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu adalah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab- kitab, dan nabi-nabi...” (Al-Baqarah: 177).
Allah mewajibkan percaya kepada hal-hal tersebut di atas dan mengafirkan orang-orang yang mengingkarinya. Allah berfirman, dan barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Han Kemudian, maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).

3. Sabda Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang iman,
    “Iaitu engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan Hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang baik mahu pun yang buruk.” (HR. Muslim, 1/37 dan al-Bukhari, 1/19-20).
Rasulullah menjadikan iman itu adalah dengan mempercayai semua yang disebut tadi. Sedangkan iman kepada malaikat adalah sebagian dari iman tersebut. Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang pasti (qath‘iy), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat Islam, karena ingkar kepada mereka berarti menyalahi kebenaran al-Quran dan as-Sunnah.
1. Akan lebih bersyukur kepada Allah SWT, atas perhatian dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga dan mendoakannya.
2. Akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakn dan menugaskan para malaikat.
3. Sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan.
4. Berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini, karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.
E. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Setan / Syetan dan Iblis
1. Malaikat diciptakan dari cahaya (Nur) sedangkan jin diciptakan dari api.
2. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin. Adapun nama-nama malaikat mengandung makna utusan. Nama-nama ini secara global sudah menunjukkan perbedaan apalagi secara terperinci. Sedangkan Al Iblis berasal dari kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wata’aala.
Perhatikanlah nama Jibril, Mikail, Israfil dan yang lainnya. Engkau mendapati bahwa nama-nama malaikat itu adalah nama-nama yang indah dan bagus sedangkan nama-nama jin dan syaitan itu jelek.
3. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak.
Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka dia memilihnya dan siapa yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya. Tatkala jin diberi pilihan tersebut, banyak dari kalangan mereka yang memilih kekufuran daripada keimanan.
4. Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya.
5. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikitpun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia.
6. Allah Subhaanahu wata’aala, menciptakan malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa melakukan tugas tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala.
7. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala. Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti.
8. Para malaikat secara umum disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Adapun mayoritas jin memiliki sifat-sifat yang jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek sebagai satu kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui batas serta berbuat zhalim dan sebagainya.
9. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Adapun jin, ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman tentang iblis nenek moyang jin:
10. Para malaikat senantiasa menolong di atas kebaikan kepada para nabi dan rasul serta para pengikutnya. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka memberi kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan kejahatan. Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan kefajiran.

                                                                                                                                                                              

BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan dan saran-saran

           Setelah mengetahui sifat-sifat malaikat melalui berita yang sangat akurat tersebut (Al Qur’an dan Hadits), maka sebagai mukallaf, di pundak kita terdapat beban, konsekuensi dari pengimanan kita tersebut.
           Melalui kebijaksanaan-Nya, Allah mengutus Rasul dari kalangan malaikat untuk menyampaikan wahyu kepada nabi, rasul dan orang-orang yang dikehendaki-Nya. Hikmah tersebut antara lain bahwa tidak setiap orang (terutama yang bukan dari golongan nabi dan rasul) mempunyai kekuatan untuk berhadapan langsung dengan Allah. Untuk bertatap muka dengan Allah, diperlukan kekuatan fisik dan mental yang sangat besar. Tidak semua rasul pernah bertemu dengan-Nya. Bahkan dalam sebuah kisah dikatakan, sebuah gunung hancur menjadi debu ketika Allah menampakkan wujud-Nya. Jadi sebagai hamba yang harus mengikuti perintah Allah, suatu kewajiban bagi kita untuk selalu bersyukur atas kebijaksanaan-Nya dalam penyampaian wahyu.
                Hikmah lainnya adalah, kita sebagai khalifah sekaligus abdullah harus introspeksi, seberapa besar ketaatan dan kapatuhan kta kepad Allah, jika dibandingkan malaikat. Memang kita ketahui bahwa ketaatan malaikat sangatlah tinggi. Tapi ketaatan malaikat bersifat tetap, sedangkan ketakwaan dan keimanan manusia adalah dinamis. Mungkin suatu waktu kepatuhan kita rendah, tapi di lain waktu menjadi sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada para malaikat. Hal inilah yang harus kita capai. Memang bukan hal yang mudah, tapi bukan sesuatu yang ‘impossible’.
Salah satu caranya adalah kita harus sadar bahwa amal kita selalu diawasi Allah, baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya. Tidak ada sepermikrodetik pun yang lepas dari pengawasannya.
"…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat." [Asy Syuura : 11]
Oleh karena itu, kita harus mulai mengurangi perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah-Nya dan memperbanyak amal baik kita, dengan selalu diniatkan untuk mengharap ridha-Nya.
Selain tiga hal tersebut, telah kita ketahui bahwa ada malaikat yang selalu menjaga kita dalam kebaikan. Untuk itu, kita harus mulai menghilangkan rasa takut di hati kita, terutama dalam mendakwahkan kalimat-kalimat Allah. Sebagai generasi muda, kewajiban kitalah untuk menolong agama Allah.
"Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." [Muhammad : 7]
Menolong agama Allah berati mendakwahkan Islam. Tidak hanya kepada yang belum tahu, tapi juga yang sudah tahu. Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim.

0 comments:

Post a Comment